my Foto

LEBIH BAIK DI ASINGKAN, DARIPADA DIAM DALAM KEMUNAFIKAN

Minggu, 30 Maret 2014

KAULAH YANG TAHU

Berjalan, terus mengalah tanpa mengenal arah. Menyusuri lembah - lembah dari kefanaan dunia yang semakin rumit untuk di kalahkan. Mendengar, bisik dari jeritan suara - suara kecil kaum pinggiran. Kumulai kebali untuk mendalami apa yang dulu pernah di sandingkan oleh orang desa, orang terdahulu dari susunan kata indah dongeng - dongeng orang terdahulu. Tentang sebuah penindasan, tentang sebuah persekutuan, tentang sebuah kompromi, tentang sebuah sabutase,
tentang sebuah kerukunan, tentang sebuah kesuduluran. Begitulah ceita masa lalu, cerita yang sudah mentakdirkan apa yang akan terjadi sekarang ini.Kemudian menjuruskan tentang sikap, pribadi, hingga menular pada pemuda penerus bangsa saat ini. Raja, path, permaisuri, pangeran, bahkan hingga yang terkecil kini di sebut rakyat pinggiran. Siklus yang entah disadai atau tudak telah terjadi pada manusia di Bumi Pertiwi.
Bila zaman dahulu raja yang memerintah semaunya tentang otoritas penuhnya tanpa bosa basi, kini Presiden memerintah sewenangnya dengan demokrasinya dan semua pejabat - pejabatnya sebagai alat untuk mencapai tujuan. Tidak hanya itu, jika zaman dulu para raja dan patih menggelorakan prajurit yang mati di medan perang akan mendapatkan penghargaan dan hadiah, sekarang para alat - alat itu mengorbankan rakyat - rakyat tak bersalah dan tak tahu permasalahan sebagai korban dari apa mereka cita - citakan untuk golongan.Pantaskah mereka duduk di kursi yang katanya sebagai wakil rakyat yang akan membawa kepentingan rakyat ?
Sudahlah anak muda sekarang membaca kondisi ini ?atau malah tetap bersenang - senang dengan pacar, gedget, game online, dan segala kemewahaan zaman modern yang disalahgunakan dan semakin membuat manusia tidak respec. Perbudakan yang telah dilahirkan oleh manusia - manusia jenius dengan tujuan dewa. Sudahlah, sudahi semua kawan, sudahi semua sahabat, jangan terlalu lama tidur, jangan terlalu lama bermimpi tanpa realita, jangan terlalu lama menuli sedangkan sekitarmu berteriak menderita. Bangkit, bangun, awali langkahmu, panjatkan doamu, hidupkan restu ibumu. dan rasakan semua yang akan kau raih untuk masa depan, masa depan bersama kawan, sahabat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar