my Foto

LEBIH BAIK DI ASINGKAN, DARIPADA DIAM DALAM KEMUNAFIKAN

Minggu, 09 November 2014

REFLEKSI HARI PAHLAWAN

Bukan hal yang mudah tentunya, membangun sebuah bangsa yang telah di kuasai oleh Bangsa lain selama berabad - abad, bahkan jauh sebelum itu rakyat sendiri telah di tindas oleh pemimpin - pemimpin yang berkedok Raja. Baik dari segi materi, mental, bahkan nyawa telah mereka rampas dari rakyat yang tak berdosa ini, yang membuat trauma rakyat dan berimbas pada paradigma berfikir rakyat yang tak berani memberontak karena keterbodohanya.



Soekarno, beserta kawan - kawan seperjuangan, Bung Tomo,
Tanmalaka, Moh.Hatta, adalah generasi yang berhasil membawa perubahan pada bangsa kaya raya tapi selalu miskin ini. miskin pemikiran, juga miskin secara materi tapi tidak dengan alamnya.Tahun 1945 menjadi tahun yang bersejarah bagi Bangsa ini, di mana kita telah mengambil sikap untuk berani menentukan sikap Merdeka Bangsa ini. Tapi bukan pada 17 Agustusnya, tapi 10 November 1945 saat kota Surabaya d gempur oleh pasukan sekutu yang kembali ingin menguasai Bangsa ini. Seluruh lapisan rakyat Indonesia bersatu yang di komandoi oleh Bung Tomo, dengan senjata seadanya melawan kekuatan sekutu yang bersenjatakan lengkap. Komandan - komandan sekutu berjatuhan saat pertempuran tersebut, meskipun nyawa Bung Tomo ikut melayang saat peertempuran tersebut, tapi bangsa Indonesia berhasil mempertahankan Kemerdekaanya yang telah d perjuangkan oleh para pendahulu.

Keadaan sungguh ironis saat kita melihat fakta yg terjadi sekarang, para pemuda apatis dengan apa yang terjadi pada Bnagsa ini, masyarakat lebih asyik berlomba memburu dolar tanpa peduli menjual atau mempecundangi bangsanya sendiri. terlebih anak - anak kecil sudah tak mengenal tentang rasa nasionalisme, yang mereka kenal hanyalah bagaimana hidup mewah dengan usaha yang sedikit. semua tak bisa di elakkan, karena dengan arus globalisasi yang semkain cepat, mau tidak mau profesionalitas juga skill yang di miliki oleh SDM harus d tekankan. akan tetapi, dengan tidak di imbanginya pendidikan rasa cinta pada Bangsa sendiri, semua itu akan membunuh identitas bangsa kita sendiri. semua ini tidak bisa di anggap remeh, karen aitu semua merupakan isu nasional yang mengancam kedaulatan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia ini sendiri.

 Marilah kawan, kita rubah paradigma berfikir kita, dengan senantiasa mencintai negeri ini. baik dalam fikiran, tidakan, juga dalam usaha untuk memperkaya diri kita sendiri. Jangan korbankan generasi penerus sebagai alat kalian untuk meraih kepentingan atau ambisi pribadi, karena mereka punya hak untuk zamanya sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar