my Foto

LEBIH BAIK DI ASINGKAN, DARIPADA DIAM DALAM KEMUNAFIKAN

Jumat, 14 November 2014

PUISI MALAM




Andai hanya dalam mimpi kau mampu
kumiliki..
Biarlah aku tertidur selamanya..
Karena aku takkan pernah sanggup bila,
Saat kuterjaga hadirmu tiada..

Bila saja aku bisa memilih..
Mungkin dirimu tak pernah ingin kukenali..
Ketimbang harus terus tersakiti..
Dan tak mampu meraihmu seperti yang
kuingini..

Sendainya masih kau sisakan kesempatan..
Betapa ingin kumenjadikanmu kenangan..
Mengurai kisah yang sempat terlewatkan..
Dalam ruang perasaan yang tak mampu
kutambatkan..

Aku memang tak bisa meraihmu dalam
nyata..
namun aku cukup berbahagia,
sekalipun memilikimu dalam tidur semata..

Andai Ini Bukan Mimpi..

Minggu, 09 November 2014

REFLEKSI HARI PAHLAWAN

Bukan hal yang mudah tentunya, membangun sebuah bangsa yang telah di kuasai oleh Bangsa lain selama berabad - abad, bahkan jauh sebelum itu rakyat sendiri telah di tindas oleh pemimpin - pemimpin yang berkedok Raja. Baik dari segi materi, mental, bahkan nyawa telah mereka rampas dari rakyat yang tak berdosa ini, yang membuat trauma rakyat dan berimbas pada paradigma berfikir rakyat yang tak berani memberontak karena keterbodohanya.



Soekarno, beserta kawan - kawan seperjuangan, Bung Tomo,
Tanmalaka, Moh.Hatta, adalah generasi yang berhasil membawa perubahan pada bangsa kaya raya tapi selalu miskin ini. miskin pemikiran, juga miskin secara materi tapi tidak dengan alamnya.Tahun 1945 menjadi tahun yang bersejarah bagi Bangsa ini, di mana kita telah mengambil sikap untuk berani menentukan sikap Merdeka Bangsa ini. Tapi bukan pada 17 Agustusnya, tapi 10 November 1945 saat kota Surabaya d gempur oleh pasukan sekutu yang kembali ingin menguasai Bangsa ini. Seluruh lapisan rakyat Indonesia bersatu yang di komandoi oleh Bung Tomo, dengan senjata seadanya melawan kekuatan sekutu yang bersenjatakan lengkap. Komandan - komandan sekutu berjatuhan saat pertempuran tersebut, meskipun nyawa Bung Tomo ikut melayang saat peertempuran tersebut, tapi bangsa Indonesia berhasil mempertahankan Kemerdekaanya yang telah d perjuangkan oleh para pendahulu.

Keadaan sungguh ironis saat kita melihat fakta yg terjadi sekarang, para pemuda apatis dengan apa yang terjadi pada Bnagsa ini, masyarakat lebih asyik berlomba memburu dolar tanpa peduli menjual atau mempecundangi bangsanya sendiri. terlebih anak - anak kecil sudah tak mengenal tentang rasa nasionalisme, yang mereka kenal hanyalah bagaimana hidup mewah dengan usaha yang sedikit. semua tak bisa di elakkan, karena dengan arus globalisasi yang semkain cepat, mau tidak mau profesionalitas juga skill yang di miliki oleh SDM harus d tekankan. akan tetapi, dengan tidak di imbanginya pendidikan rasa cinta pada Bangsa sendiri, semua itu akan membunuh identitas bangsa kita sendiri. semua ini tidak bisa di anggap remeh, karen aitu semua merupakan isu nasional yang mengancam kedaulatan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia ini sendiri.

 Marilah kawan, kita rubah paradigma berfikir kita, dengan senantiasa mencintai negeri ini. baik dalam fikiran, tidakan, juga dalam usaha untuk memperkaya diri kita sendiri. Jangan korbankan generasi penerus sebagai alat kalian untuk meraih kepentingan atau ambisi pribadi, karena mereka punya hak untuk zamanya sendiri.

Minggu, 30 Maret 2014

KAULAH YANG TAHU

Berjalan, terus mengalah tanpa mengenal arah. Menyusuri lembah - lembah dari kefanaan dunia yang semakin rumit untuk di kalahkan. Mendengar, bisik dari jeritan suara - suara kecil kaum pinggiran. Kumulai kebali untuk mendalami apa yang dulu pernah di sandingkan oleh orang desa, orang terdahulu dari susunan kata indah dongeng - dongeng orang terdahulu. Tentang sebuah penindasan, tentang sebuah persekutuan, tentang sebuah kompromi, tentang sebuah sabutase,
tentang sebuah kerukunan, tentang sebuah kesuduluran. Begitulah ceita masa lalu, cerita yang sudah mentakdirkan apa yang akan terjadi sekarang ini.Kemudian menjuruskan tentang sikap, pribadi, hingga menular pada pemuda penerus bangsa saat ini. Raja, path, permaisuri, pangeran, bahkan hingga yang terkecil kini di sebut rakyat pinggiran. Siklus yang entah disadai atau tudak telah terjadi pada manusia di Bumi Pertiwi.
Bila zaman dahulu raja yang memerintah semaunya tentang otoritas penuhnya tanpa bosa basi, kini Presiden memerintah sewenangnya dengan demokrasinya dan semua pejabat - pejabatnya sebagai alat untuk mencapai tujuan. Tidak hanya itu, jika zaman dulu para raja dan patih menggelorakan prajurit yang mati di medan perang akan mendapatkan penghargaan dan hadiah, sekarang para alat - alat itu mengorbankan rakyat - rakyat tak bersalah dan tak tahu permasalahan sebagai korban dari apa mereka cita - citakan untuk golongan.Pantaskah mereka duduk di kursi yang katanya sebagai wakil rakyat yang akan membawa kepentingan rakyat ?
Sudahlah anak muda sekarang membaca kondisi ini ?atau malah tetap bersenang - senang dengan pacar, gedget, game online, dan segala kemewahaan zaman modern yang disalahgunakan dan semakin membuat manusia tidak respec. Perbudakan yang telah dilahirkan oleh manusia - manusia jenius dengan tujuan dewa. Sudahlah, sudahi semua kawan, sudahi semua sahabat, jangan terlalu lama tidur, jangan terlalu lama bermimpi tanpa realita, jangan terlalu lama menuli sedangkan sekitarmu berteriak menderita. Bangkit, bangun, awali langkahmu, panjatkan doamu, hidupkan restu ibumu. dan rasakan semua yang akan kau raih untuk masa depan, masa depan bersama kawan, sahabat.

Kamis, 06 Maret 2014

KERUSAKAN ALAM

Kadang,  hujan turun mengingatkan kita tentang cerita dari mana kita berasal dan apa sebab semua kehadiran kita di dunia ini. Berkisah sedikit mengenai bumi yang kita injak ini, entah dari mana pula semua tentang kehidupan yang ada di dalamnya ini berasal. Semua orang juga tahu, teka - teki akan bagaimana terciptanya bumi ini masih menjadi misteri sampai detik ini juga. Sungguh Tuhan telah memberikan surga pada kita yang tiada taranya, namun kenapa kita terus - terus saja menuntut dan menuntut.
Sekitar sepuluh tahun yang lalu, tanah ini masih begitu hijau dan penuh akan kehidupan binatang. Hutan - hutan masih begitu luas di belahan bumi ini. Namun melihat apa yang terjadi sekarang ini, tentunya kita harus sadar diri akan semua yang telah kita lakukan pada alam ini. Kebakaran hutan, penebangkan liar, industri yang semakin membuat pudar warna biru d langit, serta banyak lagi ulah mansia yangsemakin membuat alam semakin tak bisa berkutik lagi. Tentu tak ada yang pasti siapa yang disalahkan dalam khasus ini, tapi ulah para pelaku proyek pertambangan juga para industri yang memakan banyak lahan hutan, mengakibatkan CO2 yang beredar di lapisan ozon semakin merajalela, pepohonan tidak mampu lagi mengimbangi semua itu, iklim pun semakin panas dan salju d kutub terancam mencair.
Jelas semua ini membutuhkan tanggap cepat dari kita semua, jika kita tidak ingin hal yang lebih mengkhawatirkan terjadi. semua menjadi bahan pembelajaran kita semua, untuk lebih dewasa bersikap dengan alam, tentunya bukan untuk diri kita sendiri, tapi juga demi anak cucu kita semua nantinya.

Selasa, 04 Maret 2014

wajah saat ini

menelisik lebih jauh apa yang terjadi dewasa ini di kalangan mahasiswa, di lingkungan kampus dan akademika yang menjadi lumbung untuk menciptakan generasi - generasi penerus bangsa di masa depan. dengan tidak mengesampingkan unsur lain di negeri ini yang ikut menyumbang banyak pemikiran - pemikiran yang dapat membangun bangsa ini, tidak menjadi rahasia lagi bahwa mahasiswalah yang selalu menentukan nasib bangsa ini saat terjadi kepincangan d negeri ini. peristiwa tahun 1960 dan 1998 telah menjadi bukti akan semua itu, dimana gerakan mahasiswalah yang memotori jatuhnya OrBa. tahun realita yang terjadi sekarang  menjadi lain, saat bangsa ini terus menanti lahirnya generasi-generasi jenius, system yang berlaku malah sebaliknya, dimana system yang ada hanya membudakkan putra-putri bangsa, atau membuat robot-robot yang untuk memenuhi kebutuhan industri yang semakin memanas persaianganya di era globalisasi. indonesiapun yang menjadi pasar luas bagi industri dunia di wajibkan mempunyai SDM yang  handal dan bisa mencari solusi-solusi dengan keadaan yg terjadi.
mahasiswa sekarang tak lebihnya dari sebuah robot yang hanya menjalani rutinitas yang telah ditentukan oleh  system yang mengharuskan mereka lulus tepat waktu, semua itu hanya akan mematikan fikiran mereka dan menciptakan pola fikir yang hanya akan mengikuti system dan system tak lebihnya dari sebuah robot/budak.
tak perlu panjang lebar pembahasan yang saya sajikan dalam sedikit rentetan kata ini, initinya jelas para pembaca juga sudah paham di mana letak kesalahan yg terjadi di negeri kita tercinta ini.pendidikan lah kunci utama dari semua, di mana budaya luar masuk dengan mudah diterima, sedangkan budaya lokal dilupakan. semua sekalian semua sadar.

Senin, 17 Februari 2014

sedikit cerita PEMILU 2014

dewasa ini saat semua kalangan dari mulai pengemis, pedagang, karyawan, hingga PNS notabenya adalah abdi negara, tak ada satupun yang dapat lepas dari hegemoni PEMILU 2014. Semua berawal dari tahun 2013 dimana di sebut-sebut sebagai tahun politik. Menyambut PEMILU 2014 di awali oleh pemilihan-pemilihan gfubernur yang tidak bisa dianggap remeh untuk menggalang suara untuk pemilihan presiden dan bangku-bangku d parlementer.
Tidak salah bila para pelaku politik yang pasti sudah paham benar gaya politik lawan maupun kawan, dan yang pastiu juga paham akan keadaan yang terjadi di dalam negeri ini sendiri. Semua menjadi pandangan yang tidak asing lagi apabila para calon-calon legislatif maupun pemilik bangku nomer satu di negeri ini menebar pesona bagi tiap elemen negeri ini. Banyak pula para pelaku yang berkampanye lewat cara menempelkan stiker-stiker mereka pada becak-becak, lewat para karyawan mitra kerja mereka, atau bahkan pendekatan emosional kedaerahan lewat pegawai-pegawai PNS d daerah masing-masing.semua merupakan cara yang halal selama etika dan tidak melanggar undang-undang.
Dari begitu banyak wajah gaya politik yang di tampilakan para pelaku dengan topengnya masing-masing dui negeri ini, negeri yang telah merdeka lbh dari setengah abad lamanya.semua juga tahu, permasalahan-permasalahn yang kerap kali hadir di media negeri ini, semoga para calon yang kelak akan mengisi kursi-kursi kehormatan di negeri ini tidak buta akan semua itu. dan masyarakat di negeri ini juga bisa lebih bijak dalam menyikapi PEMILU 2014.